NTTJurnalininvestigasimabes.COM – Viral di Media Sosial Soal Pengumuman kelulusan 11 calon siswa (casis) Taruna Akademi Kepolisian (Akpol) asal Polda Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Rabu, 3 Juli 2024, menjadi viral di media sosial dan memicu protes dari netizen.
Kasus wali kota yang diduga bukan asli putra daerah Nusa Tenggara Timur (NTT), menimbulkan kontroversi mengenai transparansi dan keadilan proses seleksi.
Dalam sidang tingkat Panda Polda NTT yang dipimpin oleh Kapolda Nusa Tenggara Timur, Irjen Pol. Daniel Tahi Monang Silitonga, di Aula Rupatama Polda NTT, mengumumkan bahwa 11 kasus lolos seleksi untuk melanjutkan ke seleksi akhir di Markas Besar (Mabes) Polri pada 7 Juli hingga 1 Agustus 2024.
Protes bermula dari fakta bahwa empat dari 11 kasus yang lolos, yakni Arvid Theodore Situmeang, Brian Lee Sebastian Manurung, Timothy Abishai Silitonga, dan Madison Juan Raphael Kana Silalahi, berasal dari Sumatera, khususnya Batak, termasuk Kapolda NTT.
Netizen menyampaikan ketidakpuasan mereka di grup Facebook Forum Kota Kupang dan Grup Facebook lainnya.
Akun Facebook Zetho Manilang berkomentar, "Kenapa orang Batak paling banyak tidak ikut tes di Sumatera Utara sana? Kasihan, kasih kesempatan putra-putri NTT untuk menjadi pemimpin di daerahnya sendiri?"
Sementara itu, akun Rista Masu Bitin menambahkan, "Semoga kedepannya ada anak-anak asli NTT yang lulus. Kalau kuotanya 9 setidaknya 7 orang anak asli NTT. Ya Tuhan semoga pintu rezeki keberhasilan bagi anak-anak daerah kami NTT. Amin."
Komentar lain dari Dominggus Djo menyebutkan, "SADAR DIRI SA ORDA oooo," mengacu pada isu favoritisme dalam pemilihan tersebut.
Berikut nama-nama Catar asal Panda Polda NTT TA. Tahun 2024:
• Yudhina Nasywa Olivia (Wanita)
• Arvid Theodore Situmeang
• Reynold Arjuna Hutabarian
• Mario Christian Bernalo Tafui
• Bintang Lijaya
• Ketut Arya Adityanatha
• Brian Lee Sebastian Manurung
• Timotius Abishai Silitonga
• Mochammad Rizq Sanika Marzuki
• Madison Juan Raphael Kana Silalahi
• Lucky Nuralamsyah
Hal ini menjadi sorotan, menggarisbawahi pentingnya transparansi dan keadilan dalam proses seleksi, terutama bagi putra-putri daerah yang ingin dapat mengabdi di daerah asal mereka.