Sopir dan Penumpang Odong-odong Dihentikan Petugas Di Kawasan KTL (Kawasan Tertib Lalulintas)


 








Mataram, NTB – jurnalinvestigasimabes.com Sebagai upaya menciptakan keamanan dan keselamatan di jalan raya, Sat Lantas Polresta Mataram memberikan sosialisasi dan himbauan kepada sopir dan penumpang Kendaraan wisata Odong-odong yang melintas di bundaran Bandara ex Bandara Selaparang menjelang pertunjukan konser musik dalam rangka MXGP Lombok, Sabtu (06/07/2024). 


Sejumlah kendaraan wisata odong-odong yang muatannya sebagian besar penumpang anak-anak untuk berkeliling kota terpaksa dihentikan sementara oleh petugas Polantas dari Polresta Mataram untuk diberikan sosialisasi terkait Keamanan dan keselamatan lalu lintas selama berkendaraan di jalan raya. 


Sosialisasi tersebut dipimpin langsung Kasat Lantas Polresta Mataram didampingi beberapa petugas yang berjaga di bundaran ex Bandara Selaparang dalam rangka pengamanan konser musik yang beberapa saat lagi akan dilaksanakan. 


"Kami bersama anggota jaga di lokasi ini dalam rangka pengamanan MXGP dan Konser musik memberikan sosialisasi kepada sejumlah Kendaraan Wisata Odong-odong agar memperhatikan keamanan dan keselamatan berlalu lintas mengingat aktivitas pengguna kendaraan di jalan yang dilalui cukup padat," ungkap Kasat Lantas Polresta Mataram AKP Yozana Fajri Sidik AF, SIK., MH., kepada media ini usai memberikan sosialisasi kepada sejumlah kendaraan wisata odong-odong di bundaran ex Bandara Selaparang Mataram. 


Dijelaskannya, mengapa sosialisasi keselamatan dan keselamatan lalu lintas ini penting disampaikan kepada sejumlah Sopir wisata Odong-odong?, mengingat kendaraan yang digunakan untuk membuat mobil wisata Odong-odong tersebut belum dilengkapi keselamatan yang optimal dan sebagian besar penggunaan kendaraan yang tahunnya cukup lama dan dimodifikasi. 


“Modifikasi mobil wisata odong-odong itu rata-rata tidak aman dan belum memenuhi Uji Kelayakan (KIR). Mengingat penumpangnya sebagian besar anak-anak. Batas kiri kanan mobil tersebut lebih rendah dengan tinggi anak-anak saat berdiri. Jadi pengemudi atau kondektur harus lebih hati-hati, tidak boleh ngebut serta memantau penumpang setiap saat, “ucapnya.


Memang jika mobil modifikasi odong-odong tersebut tidak diperbolehkan mengangkut penumpang, tetapi karena berbagai pertimbangan mobil tersebut diperbolehkan asal tetap berhati-hati dan tidak meniadakan jalan Utama atau Kawasan KTL (Kawasan Tertib Lalulintas). Oleh karena itu, sosialisasi dan edukasi terus kami lakukan agar masyarakat memahami dan mengerti tentang pentingnya keselamatan kendaraan dalam menjaga keamanan dan keselamatan selama di jalan raya,” kata Yozana menambahkan. 


Ia berharap dengan sosialisasi berupa edukasi, pelatihan ataupun pelatihan yang disampaikan kepada sejumlah sopir mobil wisata odong-odong dapat membantu mendorong terciptanya Kamseltibcar juga.


      Biro NTB : ( Rian01 )

Lebih baru Lebih lama