Ustadz Syahruddin: Seseorang Akan Sehat Ketika Berwudhu Dengan Baik dan Benar



DEPOK, -- ||
Setiap manusia punya kesalahan dan kekhilafan. Tak ada satu pun manusia yang luput dari kesalahan tersebut. Dalam sebuah hadits dikatakan; "manusia itu tempatnya salah dan khilaf."

Karena menjadi tempat salah, maka sudah seharusnya manusia itu membersihkan dirinya sehingga ia menjadi orang-orang yang suci atau bersih. 

"Untuk membersihkan diri itu perlu dua cara, cara lahir dan cara batin," ujar Ustadz Syahruddin El Fikri, dalam tausiyahnya pada kajian rutin Majelis Taklim Balai Wartawan (MT.Balwan) Depok, Kamis (26/09-2024).

Pengajian yang diawali dengan pembacaan surat Yasin dan Tahlil untuk keluarga besar jamaah MT. Balai Wartawan, dipimpin oleh Ust. Salwani, serta tazkiyatun nufus oleh Ust. Rahmat Budianto.

Hadir dalam kegiatan kajian Rutin MT Balwan, puluhan jamaah serta para wartawan yang tergabung dalam MT. Balai Wartawan Kota Depok, baik senior maupun junior dari berbagai media massa di Depok.

"Apa saja cara lahir dan cara batin itu? Adapun cara membersihkan diri secara lahir, adalah; dengan empat cara yakni; mandi, wudhu, tayamum, dan istinja. Mandi untuk membersihkan hadats besar, wudhu dan tayamum untuk membersihkan hadats kecil, istinja untuk membersihkan hadats dan najis," jelas Ustadz Syahruddin.

Menurut penulis buku Sehat dengan Wudhu ini, ada najis atau hadats yang tidak cukup hanya dibersihkan dengan istinja', ada pula hadats atau najis yang tidak bisa dibersihkan dengan wudhu dan tayamum, bahkan ada hadats atau najis yang hanya mampu dibersihkan dengan mandi. 

"Bukan mandi biasa, tetapi mandi besar atau janabat," terangnya.

Cara lahir tersebut, kata Ustadz Syahruddin, hanya untuk membersihkan kesalahan atau kotoran lahir. Sedangkan untuk membersihkan kesalahan batin, harus dengan cara batin. Bagaimana caranya? 

"Di antara caranya adalah dengan bertaubat dan memperbanyak istighfar kepada Allah SWT," ujar Ustadz Syahruddin yang juga jurnalis senior itu.

Ketua Umum Yayasan Rumah Berkah Nusantara itu juga menjelaskan, salah satu upaya yang penting dilakukan untuk membersihkan kesalahan lahir adalah dengan berwudhu. Wudhu salah satu kegunaannya adalah untuk membersihkan diri saat menghadap Allah dengan melaksanakan ibadah, khususnya shalat lima waktu.

"Tidak akan diterima ibadah shalat seseorang, jika dia tidak berwudhu. Berwudhu pun bukan hanya asal wudhu, tetapi bagaimana meratakan air ke seluruh anggota wudhu pada tubuh. Makanya banyak orang berwudhu, tetapi dia tidak mendapatkan makna sehat dengan apa yang dikerjakannya. Padahal wudhu itu sangat menyehatkan," bebernya.

Bagaimana cara berwudhu dengan baik dan benar menurut syariat Islam dan mendapatkan makna sehat? Ustadz Syahruddin menyampaikan pentingnya meratakan air ke seluruh anggota wudhu dan meratakan air ke seluruh anggota wudhu serta perlu sentuhan tangan serta memberikan penekanan pada kulit.

Dijelaskan, kulit yang sering tersentuh khususnya dengan air wudhu, maka ia akan terlihat awet muda dan penuh cahaya. Adapun cara penekanan, dilakukan dengan metode tapping (ditekan). 

"Banyak orang berwudhu, tapi asal basah, padahal air belum merata," kata Ustadz Syahruddin. 

Oleh karena itu, ia pun mengajak jamaah MT. Balwan memperbaiki diri saat berwudhu sehingga shalatnya akan diterima Allah SWT. 

"Sebagus apapun shalat kita, dan sesempurna apapun shalat yang dikerjakan, namun wudhunya rusak atau tidak sempurna, maka shalatnya tidak akan diterima Allah SWT," tandasnya. (FC/Red)
Lebih baru Lebih lama