Prof. Dr. KH Sutan Nasomal Sampaikan Suara Cinta Warga Bogor Buat Gubernur Jawa Barat






BOGOR KAB, - ||

Dengan luas 2991,78 Km persegi, serta kepadatan penduduk lebih dari 5,6 juta jiwa, Kabupaten Bogor saat ini tengah melakukan pembangunan pesat. Hal tersebut bisa terjadi, karena wilayah Bogor yang sangat dekat dengan jakarta memiliki air yang dingin serta udara yang sejuk. 


Pembangunan pesat di wilayah Bogor, memiliki dampak luas terhadap hutan yang selama ini menjadi rumah air ketika hujan besar terjadi. 


Para orang kaya dan milyuner di Indonesia, menjadikan wilayah Bogor sebagai aset untuk menanam uangnya dengan banyak membangun perumahan dan industri. 


Jawa Barat juga punya kisah unik. Tiap usai Pilkada, dengan kebijakan pemimpin daerah yang baru. Hutan, selalu menjadi korban gagasan para pejabat daerah. Sebagaimana yang disampaikan Prof. Dr. KH. Sutan Nasomal SH,MH kepada awak media, Sabtu (8/3-2025).


Prof. Dr. KH, Sutan Nasomal yang juga merupakan Ketua Umum LSM Mantan Preman itu, dalam release Pers-nya mengungkapkan, kalau puluhan ribu hektar hilangnya hutan di Jawa Barat. Sawah-sawah mengering, karena tidak memiliki sumber air yang cukup. Para petani selalu di rugikan, oleh kebijakan impor beras yang jelas-jelas mematikan mata pencaharian petani. Akhirnya sawah-sawah yang dulu hijau, mengering, sulitnya pupuk, mahalnya bibit, mahalnya upah pekerja di sawah atau ladang, tidak ada pertolongan untuk petani dari para elit di Jawa Barat dan semua sawah atau kebun dijual oleh para petani karena kondisi yang merugikan.


Usia pak Gubernur Jawa Barat, saat ini 54 tahun sebentar lagi. Tentu pernah menikmati, hijaunya daerah pesawahan di beberapa kota di Jawa Barat. Jawa Barat, dulu surganya Dunia. Sumber air berlimpah. Hutan sangat luas. Sawah dan ladang mencukupi kebutuhan Masyarakat. Lapangan pekerjaan banyak. Ekonomi sehat. Namun, saat ini justeru kebalikannya.


Sebagai pemerhati lingkungan di Jawa Barat, Prof. Dr. KH. Sutan Nasomal, menghimbau kepada Gubernur Jawa Barat. Bahwa, sesungguhnya yang perlu diperbaiki di Jawa Barat, adalah moral para pejabat yang hobi merusak lingkungan. Tidak ada pertimbangan, bahwa merusak hutan, sawah dan perkebunan, akan berdampak luar biasa. Rakyat Jawa Barat lah, yang mengalami kerugian terbesar dari dampaknya.


Cuaca dan Iklim dari 400 tahun yang lalu di Jawa Barat, tidak pernah berubah, karena memang daerah terkaya dengan curah hujan. Dihimbau kepada Gubernur Jawa Barat, agar merapikan Bendungan Ciawi-Bogor yang tidak efektif, gagal menahan air sungai ciliwung ketika hujan cukup besar di Bogor.


Kerugian Masyarakat Bogor, Depok, Jakarta Bekasi, dan Tanggerang, sampai puluhan triliun. Dampak dari Banjir di bulan maret 2025, ini adalah jawaban paling sederhana, bahwa; tidak profesionalnya para pelaksana proyek Bendungan Ciawi dan proyek sungai dari Bogor ke Jakarta atau Tanggerang dan Bekasi.

Lalu, mau sampai kapan ini terus terjadi?! (FC-Goest)

Lebih baru Lebih lama