Senin, 25 Agustus 2025
JurnalInvestigasiMabes.com||Meulaboh – Tokoh Pemuda Sibak Krueng Woyla, Kecamatan Woyla, Aceh Barat, bersama masyarakat dan tokoh adat menggelar musyawarah pada Minggu (24/8/2025).
Pertemuan tersebut membahas dampak lingkungan dari aktivitas pengerukan emas yang dilakukan PT. Megalanic Garuda Kencana (PT. MGK) di kawasan aliran Sungai Krueng Woyla.
Dalam musyawarah itu, para tokoh pemuda menyoroti potensi kerusakan ekosistem sungai, pencemaran air, serta berkurangnya hasil tangkapan ikan yang selama ini menjadi sumber penghidupan masyarakat setempat.
Mereka menegaskan pentingnya menjaga keseimbangan lingkungan agar tidak menimbulkan bencana bagi generasi mendatang.
“Kami khawatir aktivitas pengerukan emas ini akan merusak aliran sungai dan mengganggu ekosistem yang sudah lama menjadi penopang hidup masyarakat Woyla,” ujar Ediman, salah seorang perwakilan pemuda.
Musyawarah tersebut juga menghasilkan sejumlah rekomendasi.
Di antaranya, pihak perusahaan diminta transparan terkait pengolahan serta dampak lingkungan, melakukan kajian ulang, dan melibatkan masyarakat dalam setiap proses agar air sungai tetap aman dikonsumsi.
Selain itu, para tokoh pemuda mendesak pemerintah daerah untuk melakukan pengawasan ketat terhadap aktivitas pertambangan PT. MGK yang dikhawatirkan membawa dampak luas.
Tokoh Pemuda Sibak Krueng Woyla menegaskan bahwa keberlanjutan lingkungan harus menjadi prioritas utama.
“Sungai dan alam ini adalah warisan untuk anak cucu kita. Jangan sampai hanya karena emas, masyarakat harus menanggung akibat kerusakan alam,” tambah Ediman.
Musyawarah ditutup dengan seruan agar seluruh elemen masyarakat bersatu menjaga lingkungan, sembari menunggu sikap resmi dari pemerintah dan pihak PT. MGK atas tuntutan yang telah disampaikan.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak perusahaan PT. MGK belum dapat dikonfirmasi terkait persoalan tersebut.
# Peduli Alam
# Lindungi Hutan
# jaga kelestarian sungai
# Peduli Woyla
(M. Zaid, SH)