Jakarta —||
Badan Narkotika Nasional (BNN) Republik Indonesia mencatat capaian besar dalam Operasi Bersama Pemberantasan dan Pemulihan Kampung Rawan Narkotika yang digelar serentak di 53 titik di seluruh Indonesia pada 5–7 November 2025. Dari operasi besar-besaran tersebut, sebanyak 1.259 orang berhasil diamankan oleh tim gabungan BNN, TNI, Polri, dan unsur masyarakat.
Kepala BNN RI, Komjen Pol. Suyudi Ario Seto, dalam konferensi pers di Kantor BNN RI, Jakarta Timur, Senin (10/11/2025), mengungkapkan bahwa dari 1.259 orang yang diamankan, 830 merupakan laki-laki dan 429 perempuan yang diduga terlibat dalam aktivitas peredaran maupun penyalahgunaan narkotika.
“Dari hasil pemeriksaan awal, sebanyak 395 orang positif menggunakan narkoba, sementara 37 orang telah ditetapkan sebagai tersangka karena terbukti terlibat dalam tindak pidana penyalahgunaan narkotika,” ujar Suyudi.
Sedangkan 359 orang lainnya direkomendasikan untuk menjalani rehabilitasi, sebagai bagian dari upaya pemulihan dan pencegahan berkelanjutan.
Menurut Suyudi, langkah tersebut menunjukkan bahwa BNN tidak hanya fokus pada aspek penegakan hukum, tetapi juga pada pendekatan humanis dan pemulihan sosial bagi para pengguna narkoba.
“Pemulihan penyalahguna narkotika ini dimaksudkan untuk memberikan pesan kepada publik bahwa BNN Republik Indonesia bukan hanya fokus pada pemberantasan, namun juga berkomitmen memperkuat upaya rehabilitasi, pemberdayaan masyarakat, dan pencegahan,” tegasnya.
Operasi yang melibatkan sekitar 4.720 personel gabungan ini juga berhasil menyita berbagai barang bukti dari lokasi-lokasi rawan narkotika.
Dari hasil penggeledahan, petugas menemukan 126,325 kilogram sabu, 12,726 kilogram ganja, dan 1.428 butir ekstasi. Selain itu, turut diamankan 120 butir obat keras jenis Trihex dan Tramadol yang sering disalahgunakan sebagai obat penenang.
Tak hanya narkoba, tim juga menyita sejumlah aset hasil kejahatan, antara lain uang tunai senilai Rp1.543.699.000, serta uang yang diduga palsu senilai Rp5.500.000.
Petugas juga menemukan 19 pucuk senjata api yang terdiri dari senjata pabrikan dan rakitan, 64 senjata tajam, serta tiga unit mesin penghitung uang yang diduga digunakan untuk memproses hasil transaksi ilegal.
Menariknya, tim gabungan juga berhasil mengamankan sebuah drone yang diduga digunakan sindikat untuk memantau situasi dan aktivitas petugas di sekitar kawasan rawan narkotika.
Suyudi menilai, keberhasilan operasi kali ini merupakan hasil sinergi lintas sektor dan kolaborasi kuat antara aparat penegak hukum dan masyarakat.
“Operasi ini menjadi bukti nyata bahwa perang melawan narkoba bukan hanya tanggung jawab BNN, melainkan perjuangan bersama antara seluruh komponen bangsa,” ungkapnya.
Ia menambahkan, BNN akan terus mengembangkan program pencegahan dan pemulihan kampung rawan narkotika secara berkelanjutan dengan melibatkan tokoh masyarakat, tokoh agama, dan pemerintah daerah.
Harapannya, wilayah-wilayah yang selama ini dikenal sebagai sarang narkoba dapat bertransformasi menjadi lingkungan yang sehat, produktif, dan bebas dari penyalahgunaan narkotika.
“Saya mengajak semua pihak untuk sama-sama berkomitmen dan menjadikan pemberantasan narkoba sebagai perjuangan bersama bagi bangsa dan negara,” tutup Komjen Suyudi dengan tegas.
Operasi besar BNN ini mendapat apresiasi luas dari berbagai kalangan, termasuk aktivis antinarkoba dan masyarakat yang menilai langkah tersebut sebagai bentuk nyata komitmen negara dalam memerangi kejahatan narkotika yang telah lama merusak generasi bangsa.
Ke depan, BNN berencana memperluas cakupan operasi dan meningkatkan pendekatan rehabilitatif untuk memutus rantai peredaran serta menekan angka ketergantungan narkoba di Indonesia.
Red


