Sebentar lagi akan di laksanakan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Jember yang dijadwalkan akan dilaksanakan pada November 2024 mendatang. Tahapan Pilkada atau Pilbup belum dimulai, tetapi suhu politik mulai sedikit meningkat dan memanas

 


Jurnalinvestigasimabes ~ Jember — Di beberapa kedinasan dan instansi pemerintah Kabupaten Jember, Sekitar 2 – 3 hari kemarin telah tersebar pesan berantai di beberapa grup WA dan juga di grup WA Asosiasi Pemerintahan Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) Kabupaten Jember.


Hasil dari Isi tulisan dari pesan berantai, hasil pertemuan semua Camat, dipimpin Bupati dan Sekda pada hari Jumat tanggal 15 Maret 2024. Pertemuan yang melarang membawa HP dan dengan hasil :

1. Ancam Kades agar LSN tidak bersholawat di desa

2. Kalau balelo Kades akan melaporkan Bupati dan Bupati diback up Kapolda

3. Loyalitas tunggal kepada Bupati

4. Termasuk ikrar kesetiaan Sekda ke Bupati


Tentu saja pesan berantai yang diluncurkan itu menjadikan isu politik hangat dan panas yang menarik di Kabupaten Jember.


Ketua Apdesi Kabupaten Jember, Kamiludin, S.Kep.,Ners. dalam jumpa pers dengan awak media pada Senin (18/03/2024), dia membenarkan adanya pesan berantai yang tersebar tersebut.


“Kemarin menyebarkan Pesan berantai yang menyebar di beberapa grup WA termasuk di grup WA kami di grup Apdesi Kabupaten Jember terkait dugaan Bupati dan Sekda mengumpulkan camat-camat.” Pengungkapannya.


Dia menjelaskan, bahwa dalam isi pertemuan tersebut ada 4 poin. Pertama adalah intervensi kepada Camat supaya menekan Kepala Desa untuk tidak menerima kegiatan syiar ojo lali moco sholawat Gus Fawait di kantor desa di seluruh Kabupaten Jember.


Kedua salah satu isinya adalah Kades-kades yang Mbalelo disuruh dilaporkan ke Bupati dan Bupati diback up oleh Kapolda.


“Bagi kami ini merupakan tekanan dari penguasa di tengah kami sedang berjuang mensyiarkan sholawat di seluruh pelosok desa di Kabupaten Jember.” Tegas Ketua Apdesi Jember yang juga menjabat sebagai Kepala Desa Sidomulyo, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember.


Menurutnya, selain melaksanakan syiar sholawat juga melaksanakan membantu pemerintah. Seperti pelatihan kepada petani agar menjadi petani yang berkualitas, produktivitas tinggi di tengah kelangkaan pupuk yang terjadi.


Serta aktif melakukan sosialisasi kaitan dengan penanganan Stunting, pencegahan HIV , TBC dan juga penurunan angka kematian ibu dan anak.


“Kami merasa dirugikan atas beredarnya pesan-pesan di rantai tersebut. Sehingga bagi kami Apdesi Kabupaten Jember, saya sebagai ketua berada di garda depan membackup seluruh anggota kami apabila ada ancaman dari camat-camat untuk menggagalkan acara kami yaitu syiar “ojo lali moco sholawat” di masing-masing desa.” Tegas lelaki yang dikenal dengan sebutan Mas Kades Gemoy.


Lebih lanjut, Mas Kades menguraikan tindakan yang telah dilakukan Apdesi, pertama adalah telah memberikan himbauan kepada anggota agar tidak perlu takut.


“Yang kedua dalam hal ini kegiatan Syiar Ojo lali moco sholawat yang didatangi oleh Gus Fawait ini merupakan acara kenegaraan. Beliau ini terdaftar sebagai tercatat sebagai anggota aktif sampai titik detik ini sebagai anggota DPR Provinsi periode 2019 sampai 2024.” Ucap mas Kades yang juga menjabat Sekretaris Laskar Sholawat Nusantara (LSN).


Saat dikonfirmasi beberapa awak media di kantornya terkait persoalan tersebut, Sekda Jember Adi Sasmito tidak berada di tempat. Menurut keterangan Wiwin petugas piket,  bahwa yang bersangkutan saat ini sedang mendampingi Bupati keliling desa-desa


.( team.)

Lebih baru Lebih lama