Kembali Berulah Diduga TK Negeri 6 Jatiasih Kota Bekas Melakukan Pungli Ke Orangtua Murid, Frits Saikat Mendapatkan Data Berupa Bukti Chat









Kota Bekas – Diduga TK Negeri 6 Jatiasih Kota Bekas kembali berulah, Frits Saikat mendapatkan data berupa bukti chat dari salah satu pengurus komite sekolah di kelas group tentang adanya kutipan/pungutan liar, ini Komite yang tidak paham akan tugasnya atau bagaimana saya juga tidak mengerti karena Permen menjelaskan bahwasanya Komite hanya dapat menggalang dana dari pihak luar bukan dari siswa dan orang tua siswa didik Ucap Frits Saikat.”Jumat (12/07/2024).


Dugaan Pungutan itu berupa :

- Biaya seragam 4 setel.

Rp. 750.000 + Rp.30.000 untuk lengan panjang.

- Biaya alat 2 semester Rp. 750.000.

- Biaya Foto untuk ijasah dan laporan Rp. 100.000.

- Biaya sumbangan sukarela per bulan sesuai kesepakatan masing-masing.


Saya berpesan kepada teman-teman pengajar dan kepala sekolah untuk lebih berhati-hati karena pelanggaran adalah suatu kejahatan luar biasa dan salah satu tindakan melawan hukum yang diatur dalam undang-undang nomor 31 tahun 1999 junto.



Undang-undang nomor 22 tahun 2001 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi. Kejahatan liar termasuk dalam tindakan korupsi dan merupakan kejahatan luar biasa yang harus diberantas.


Pungutan biaya ini yang tidak sesuai dengan peraturan bahkan tidak sesuai dengan UUD'45 yang terdapat dalam Pasal 31 ayat 1 dan 2 yaitu:

(1) Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.

(2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.


Ini menjadi bukti nyata Dinas Pendidikan Kota Bandung tidak mampu menjalankan perannya dengan baik untuk mengatur regulasi dan peraturan perundang-undangan.


Frits Saikat dengan TEGAS NEGARA TIDAK HADIR saat ada dugaan pungutan pihak sekolah terhadap siswa dan orang tua siswa.


Sangatlah disayangkan pada tingkat TK Negeri sudah mampu melegitimasi PUNGLI sebagai kesepakatan antara Pihak Sekolah dengan Pihak Siswa dan Orang Tua Siswa.


Saya mengikuti prosesnya, dan saya tahu pasti tidak semua siswa berasal dari keluarga mapan. Artinya, ini akan berdampak dari sudut ekonomi dan berdampak juga pada psikologi siswanya. Tutup Frits Saikat saat ditemui rekan media.

Lebih baru Lebih lama