Bireuen, Aceh -|| Puskesmas Peulimbang kembali menjadi pusat perhatian setelah kasus dugaan rekayasa absensi dan laporan penganiayaan yang melibatkan Kepala Tata Usaha (KTU) Nota Dinas, Vina, mencuat ke publik. Kasus ini berawal dari tekanan yang diterima mantan KTU, Mulyana, yang akhirnya mengundurkan diri.
menurut sumber internal yang meminta kerahasiaannya dijaga, dipaksa oleh Kepala Puskesmas (Kapus) Fauzi untuk merekayasa data absensi pegawai. Penolakan Mulyana terhadap perintah tersebut mengakibatkan tekanan besar, membuatnya histeris dan memutuskan untuk mengundurkan diri. Sumber tersebut juga mengungkapkan bahwa Kapus Fauzi menggunakan kata-kata kasar selama proses tekanan tersebut.
Vina, yang ditunjuk sebagai pengganti Mulyana, menghadapi situasi serupa. Ia dihadapkan pada pertanyaan dari staf terkait dugaan kecurangan dalam rekap absensi dan Surat Pertanggungjawaban Tugas (SPT) Kapus. Konflik ini berujung pada pertengkaran, dengan Vina dilaporkan berteriak histeris dan menyerang staf yang mempertanyakan hal tersebut. Pertengkaran tersebut kemudian dilerai oleh pegawai lain.
Namun, konflik tersebut berlanjut ketika Vina melaporkan kejadian tersebut ke Polsek setempat, menyatakan dirinya dipukul oleh staf yang melerai pertengkaran. Vina telah melakukan visum untuk mendukung laporannya. Di sisi lain, staf yang dilaporkan Vina menunjukkan surat panggilan dari pihak kepolisian kepada awak media, menunjukkan adanya perbedaan versi cerita mengenai insiden tersebut.
Kasus ini menyingkap masalah serius di internal Puskesmas Peulimbang, melibatkan dugaan rekayasa absensi dan kekerasan. Investigasi menyeluruh dari pihak berwenang sangat diperlukan untuk mengungkap kebenaran dan memastikan akuntabilitas serta transparansi dalam pengelolaan Puskesmas Peulimbang. Kejadian ini juga menjadi sorotan penting terkait pentingnya lingkungan kerja yang aman dan bebas dari intimidasi di sektor publik.
(Alras)