Ziarah Sakral di Tanah Bertuah: Ketua Umum SAPMA PMR & Ketua Tanjak Bertuah Menyulam Doa di Pusara Marhum Pekan


JURNAL INVESTIGASI MABES | PEKANBARU,
-Dalam balutan kesantunan budaya dan ketundukan batin yang dalam, Ketua Umum Satuan Pelajar dan Mahasiswa Penggawa Melayu Riau (SAPMA PMR), Cep Permana Galih, didampingi sang istri, juga ditemani Ketua Umum Tanjak Bertuah, Andi Champay, serta rekan-rekan dari media, melakukan ziarah ke kompleks pemakaman keluarga diraja Kerajaan Siak Sri Indrapura, Riau.


Ziarah tersebut terpusat pada pusara para leluhur agung Melayu, dimulai dari Marhum Pekan Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzam Syah hingga Tengku Pangeran Kesuma Dilaga, tokoh-tokoh yang tidak hanya menjadi penanda zaman, tetapi juga penjaga marwah, jati diri, dan kejayaan negeri Melayu Riau.


Di hadapan nisan-nisan keramat, Cep Permana Galih menyampaikan haru dan rasa hormatnya, "Ziarah ini merupakan sungkem pertama saya kepada para leluhur yang menjaga kota ini dengan jiwa. Setiap tanah, ada tuannya; setiap negeri, ada marwahnya. Maka sungkem ini adalah bentuk pengakuan kami terhadap penguasa spiritual dan kultural tanah ini."


Ziarah ini dilakukan bukan semata ritual, namun menjadi ikhtiar spiritual dalam perjuangan yang lebih luas. Di bawah naungan dan mandat Panglima Tinggi Penggawa Melayu Riau, Datuk Afrizal Anjo, Cep dan SAPMA PMR tengah turut serta dalam gerakan besar menjadikan Provinsi Riau sebagai Daerah Istimewa, yakni Daerah Istimewa Riau (DIR).


Kenapa Riau Harus Jadi Daerah Istimewa?Riau bukan sekadar provinsi biasa. Dalam denyut nadinya mengalir darah para raja dan bijak bestari. Berikut beberapa alasan mengapa Riau patut menyandang status daerah istimewa:


1. Warisan Sejarah & Kesultanan Besar:

Riau adalah rumah bagi Kerajaan Siak Sri Indrapura, Gasib, Indragiri dan kerajaan lainnya yang ada di Riau. Kerajaan besar dan berpengaruh dalam sejarah Melayu. Kerajaan-kerajaan tersebut memainkan peranan penting dalam menyebarkan Islam, menjaga adat, dan menentang penjajahan.


Sultan Syarif Kasim II, Raja terakhir Siak, bahkan dengan ikhlas menyerahkan harta dan wilayahnya demi berdirinya Republik Indonesia. Sebuah pengorbanan luhur yang seharusnya dibalas dengan penghargaan yang setara.


2. Pusat Kebudayaan Melayu Dunia:

Riau dikenal sebagai tungku utama peradaban Melayu. Dari sini lahir tokoh-tokoh besar seperti Raja Ali Haji, pencipta tata bahasa Melayu modern dan penggagas awal identitas kebangsaan.


Gurindam Dua Belas, pantun, syair, serta manuskrip kuno membuktikan bahwa Riau adalah pusat literasi dan filsafat Melayu.


3. Kekayaan Alam & Geopolitik Strategis:

Riau adalah salah satu provinsi penyumbang devisa terbesar bagi negara, khususnya dari sektor minyak, gas, dan sawit.

Letaknya yang strategis di Selat Malaka menjadikannya simpul penting perdagangan dan geopolitik kawasan Asia Tenggara.


4. Identitas & Otoritas Budaya:

Rakyat Riau telah lama hidup dalam sistem adat yang kuat dan tersistem. Sistem datuk, ninik mamak, dan hukum adat menjadi bukti bahwa masyarakat Riau mampu mengelola dirinya dengan kearifan lokal yang berdaulat.


5. Kepentingan Restorasi Keadilan Sejarah:

Mengistimewakan Riau bukan soal keistimewaan administratif semata, tetapi bentuk rekognisi atas jasa, warisan, dan kontribusi besar Riau terhadap Republik.


Cep Permana Galih menyatakan bahwa, “Kami ini kecil, tak punya kekuasaan, hanya anak-anak muda yang belajar dari akar sejarah. Tapi ziarah ini adalah bukti bahwa kami tak ingin melangkah tanpa restu dari para leluhur. Kami percaya, kekuatan sejati lahir dari ketundukan kepada asal-usul."


Setelah menyulam doa dan menyampaikan heningnya tekad, rombongan berpamitan kepada juru kunci, penjaga pusaka sejarah dan spiritual di kawasan tersebut. Pintu makam ditutup kembali, seiring dengan harap dan do’a yang telah disematkan di bawah bayang-bayang langit Pekanbaru, tanah yang tak pernah kehilangan cahaya marwahnya.


Catatan Redaksi:Ziarah ini bukan sekadar kunjungan, melainkan bagian dari gerakan moral, spiritual, dan historis untuk mengembalikan harkat negeri. Menjadi Daerah Istimewa bukan soal keistimewaan administratif, melainkan panggilan sejarah untuk menghargai warisan, menjaga marwah, dan menyatukan langkah menuju masa depan yang berbasis kearifan lokal dan kebesaran Melayu sejati.


Dokumentasi dan laporan: SAPMA PMR & Tanjak Bertuah.

Lebih baru Lebih lama