Labuhanbatu Utara – 21 Juli 2025
Ratusan massa yang tergabung dalam Aliansi Labura Mendunia (ALAM) menggelar aksi unjuk rasa di wilayah Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura), Senin (21/7). Aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes terhadap kondisi jalan umum yang semakin memprihatinkan dan dinilai sebagai bukti buruknya kinerja Pemerintah Kabupaten Labura di bawah kepemimpinan Bupati saat ini.
Para demonstran memulai aksinya dengan long march dari titik kumpul menuju kantor DPRD Labura dan Kantor Bupati Labura. Dalam orasinya, para orator menyampaikan kekecewaan terhadap kerusakan jalan yang merata di berbagai desa dan kecamatan di Labura, yang menurut mereka disebabkan oleh lalu lintas truk-truk bertonase berat yang bebas melintas tanpa pengawasan.
Aksi tersebut dipimpin langsung oleh Tagor Tampubolon selaku Ketua Orasi, yang dengan lantang menyuarakan penderitaan rakyat akibat rusaknya infrastruktur jalan di Labura.
> "Kami datang bukan untuk gaduh, kami datang untuk menyampaikan suara rakyat. Jalan-jalan di Labura hancur, berlubang, dan membahayakan pengguna jalan. Ini adalah wajah Labura yang sesungguhnya!" teriak Tagor dalam orasinya di depan kantor DPRD Labura.
Rifki Sinaga, selaku Koordinator Lapangan, turut memastikan aksi berjalan tertib dan sesuai dengan aturan. Ia juga menegaskan bahwa tuntutan mereka mewakili suara masyarakat yang selama ini merasa diabaikan oleh pemerintah daerah.
Massa menilai bahwa kerusakan infrastruktur jalan telah berlangsung bertahun-tahun dan tidak mendapat perhatian serius dari pemerintah daerah. Truk pengangkut hasil perkebunan dan pertambangan yang melebihi kapasitas muatan dituding sebagai biang kerok rusaknya jalan, namun tidak ada tindakan tegas dari aparat maupun pemerintah setempat.
Aliansi ALAM dalam pernyataan sikapnya meminta agar:
1. Pemerintah Kabupaten Labura segera memperbaiki jalan-jalan yang rusak.
2. Mengatur dan mengawasi operasional kendaraan bertonase berat.
3. Menindak tegas pelaku usaha yang menyebabkan kerusakan jalan.
4. DPRD Labura memanggil Bupati dan Dinas terkait untuk dimintai pertanggungjawaban.
Setelah menyampaikan aspirasi di depan kantor DPRD, massa bergerak menuju Kantor Bupati Labura. Mereka berharap Bupati bisa menerima langsung perwakilan massa untuk berdialog. Namun hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak Pemkab Labura.
Aksi unjuk rasa berjalan damai dan dikawal aparat kepolisian dari Polres Labuhanbatu Utara. Meski demikian, suasana sempat memanas saat massa mendesak masuk ke pelataran kantor bupati karena merasa tidak ada satupun pejabat yang menemui mereka.
> “Kami hanya ingin pemerintah melihat penderitaan rakyat. Kalau jalan rusak terus, lalu kami lewat mana? Apa harus tunggu korban jiwa baru pemerintah bertindak?” ucap seorang ibu peserta aksi yang turut membawa anaknya.
Massa akhirnya membubarkan diri secara tertib usai menyampaikan tuntutan mereka, sambil memberikan ultimatum bahwa jika tidak ada tindakan nyata dalam waktu dekat, aksi serupa akan kembali digelar dengan jumlah massa yang lebih besar.
J SIMARMATA