Garut – Suasana khidmat dan penuh spiritualitas menyelimuti kawasan Kampung Cilame, RT 02 RW 05, Desa Tambakbaya, Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut, dalam rangka penyelenggaraan Haul Agung dan Tahlil Akbar Eyang Sembah Dalem Ganda Aulia Purawangi, salah satu tokoh karismatik yang menjadi panutan dan pendiri tradisi keilmuan Islam di kawasan tersebut.
Acara yang digelar sebagai bentuk penghormatan dan mengenang jasa para masyayikh, alim ulama, dan pendiri pondok pesantren di Kecamatan Cisurupan ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting dan lapisan masyarakat. Tampak hadir Ketua MUI Kecamatan Cisurupan, H. Cecep Jaya Karam, anggota DPRD Garut dari Fraksi PKB Dapil 6, H. Subhan Fahmi, Kepala Desa Tambakbaya Bapak Yusron, Kepala Desa Balewangi Muhammad Nasrudin, serta Camat Cisurupan Mamun, S.Pd., M.Pd.
Tidak hanya itu, jajaran unsur Muspika juga turut memberikan dukungan dengan hadirnya perwakilan dari Koramil Cisurupan serta Polsek Cisurupan. Sejumlah tokoh ulama, tokoh masyarakat, serta perwakilan dari Paguyuban Indria Lugina, turut memberikan penghormatan. Warga sekitar, khususnya dari Desa Tambakbaya dan wilayah Kecamatan Cisurupan, turut membanjiri lokasi acara sebagai bentuk kecintaan dan penghargaan terhadap nilai-nilai keislaman dan keteladanan yang diwariskan Eyang Sembah Dalem Ganda Aulia.
Menurut Juru Pelihara (Jupel) Makam Karomah Cilame yang juga merangkap sebagai panitia pelaksana, H. Deden Permana Anugrah, haul ini tidak sekadar menjadi ajang ritual, tetapi juga bagian dari ikhtiar merawat tatanan baheula atau nilai-nilai warisan leluhur yang menjadi pondasi dalam menghadapi tantangan peradaban modern.
“Ini bukan hanya soal mengenang, tapi bagaimana kita tetap menjaga akar tradisi dan nilai-nilai Islam yang membentuk karakter masyarakat kita. Merawat jati diri bangsa artinya tidak melupakan sejarah dan tokoh-tokoh yang telah berjasa,” ujar H. Deden.
Haul ini juga menjadi momentum silaturahmi antar generasi dan antar elemen masyarakat, memperkuat ukhuwah Islamiyah serta membangkitkan semangat kebersamaan dalam menjaga tradisi keagamaan dan kebudayaan lokal.
Rangkaian acara diawali dengan tahlil akbar, pembacaan manaqib, tausyiah keagamaan, serta doa bersama yang dipimpin oleh para ulama dan ajengan setempat. Kegiatan ini diharapkan terus menjadi agenda tahunan yang tidak hanya bersifat spiritual, tetapi juga mampu menginspirasi generasi muda dalam menjaga nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh para leluhur.
Dengan semangat ngamumule budaya jeung agama, masyarakat Cisurupan kembali menunjukkan bahwa kemajuan peradaban tidak harus menghapus jejak sejarah dan kearifan lokal, justru harus menjadi pijakan dalam membangun masa depan yang berkarakter dan berlandaskan nilai.
Tegar