Ormas Madas Nusantara Ingatkan Prabowo Akan Dilengserkan Oligarki Dengan Tiga Strategi





JAKARTA, -- ||

Organisasi Masyarakat Madura Asli (Ormas MADAS) Nusantara, mengingatkan Presiden Prabowo Subianto, kalau ada skenario (grand design) oleh oligarki koruptor yang ingin melengserkan kedudukannya sebagai Presiden. Mereka para oligarki itu, ingin menguasai Indonesia dengan didukung kekuatan asing.


Peringatan tersebut disampaikan aktivis penggiat anti korupsi, sekaligus Ketua Umum Ormas Madas Nusantara, Kanjeng Raden Haryo (KRH), HM.Jusuf Rizal, SH saat menjawab pertanyaan media di Jakarta, terkait kerusuhan yang terjadi dibeberapa kota besar, yaitu; Jakarta, Bandung, Surabaya, Makasar, dan lainnya.


Menurut pria berdarah Madura-Batak yang juga merupakan Relawan Prabowo itu, saat ini ia mencium adanya gerakan operasi senyap yang menggunakan tiga strategi, yaitu; strategi Moa Tse Tung (Desa Mengepung Kota), Strategi Perang Sun Tzu (The Art of War/Menusuk ke Jantung Pertahanan Lawan) dan Strategi Aflin Tovler (Penguasaan Media/Informasi/Buzzer) guna merusak citra sekaligus menghantam wibawa pemerintahan Prabowo.


Menurut analisa wartawan senior itu, pertama; dibuatnya kerusuhan diberbagai daerah. Gencarnya upaya provokasi dan pemberian modal pada kelompok strategis, termasuk oligarki koruptor yang bisnis maupun eksistensinya terusik dengan gerakan Prabowo perang terhadap koruptor. 


Kedua, orang-orang sengkuni dan penjilat dilingkaran kekuasaan Prabowo, bermain dua kaki. Mereka diam-diam berkontribusi untuk bisa menumbangkan Prabowo dari dalam, karena banyak Menteri, Pejabat BUMN dan institusi Kejaksaan, Kepolisian dan KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) tidak clear alias Masih warisan lama. 


Ketiga, kelompok kepentingan memanfaatkan buzzer, media sosial maupun media mainstream untuk mengekpose berbagai kelemahan Penerintahan Prabowo. Logistik tersedia tanpa batas, karena ini dirangkai dengan agenda besar 2029. Intinya, bagaimana masyarakat benci kepada Prabowo dan dianggap tidak mampu mengamankan negara.


"Jadi menurut saya, peristiwa kerusuhan sudah di grand design (skenario) kelompok strategis yang didukung pula oleh pihak luar. Pemerintahan Prabowo mau dikunci agar mau jadi Boneka, seperti pemerintahan sebelumnya," ungkap Jusuf Rizal.


Dikatakannya, bahwa; kerusuhan yang terjadi saat ini baru uji coba. Nanti kedepan, masih akan banyak serangan-serangan jika Prabowo tidak segera menstrerilkan pemerintahannya, seperti di BIN (Badan Intelijen Negara), TNI, Kepolisian, Kejaksaan, KPK, Kementerian dan BUMN. Karena para sengkuni, gerakannya saling terkait dan sangat strategis.


Selain itu, tim pembela Prabowo masih lemah. Tidak memiliki pasukan counter attack. Mereka yang sudah diberi posisi, sudah duduk manis dan masa bodoh. Begitu juga partai politik pendukung Prabowo tidak solid. Bahkan, ada yang sudah menyusun ancang-ancang menyiapkan sekoci untuk persiapan Pilpres 2029.


"Jika Prabowo tidak cepat mengkonsolidasikan diri. Tidak mustahil, lama kelamaan kepercayaan publik akan turun dan dia dapat dilengserkan. Dana hasil korupsi di pemerintahan sebelumnya, bisa jadi tersedia trilyunan untuk membiayai operasi senyap ini," tegas Jusuf Rizal yang merupakan putra dari keluarga intelijen tersebut.


Untuk itulah, Madas Nusantara mendesak Prabowo bersih-bersih dan cuci gudang dengan membuang para sengkuni. Mereka itu, adalah kanker bagi pemerintahan Prabowo. Jangan sampai misi mereka, mau merusak citra dan wibawa kabinet merah putih berhasil.


Menurut Jusuf Rizal yang juga Presiden LSM LIRA (Lumbung Informasi Rakyat) itu, saat ini beban Prabowo sangat berat, karena harus menanggung warisan bobrok Presiden Jokowi. Mulai dari beban hutang, korupsi yang merajalela hingga kepercayaan publik yang mencapai pada titik nadir. Rakyat sudah kecewa dan marah.


"Tetapi meski memahami kekecewaan rakyat, Madas Nusantara mengecam keras tindakan anarkhis dan penjarahan. Pasalnya, hal seperti itu, akan dapat memicu konflik horisontal. Madas Nusantara juga memberi apresiasi kepada TNI dan Polri yang berusaha mencegah amuk massa," pungkas Jusuf Rizal yang menyatakan prihatinnya atas aksi demo yang menelan korban sosok Affan Kurniawan pengemudi ojol. (FC-G65/JR)

Lebih baru Lebih lama