Tangerang, Banten —||
Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo, M.Si., menegaskan komitmen kuat Polri dalam mendukung program ketahanan pangan nasional yang digagas oleh Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia.
Pernyataan tersebut disampaikan Kapolri saat menghadiri kegiatan Penanaman Jagung Serentak Kuartal IV yang digelar di wilayah Tangerang, Banten, pada Rabu (8/10). Dalam kesempatan itu, Kapolri menyampaikan berbagai langkah konkret dan inovasi yang telah dilakukan Polri untuk mendorong produktivitas sektor pertanian di seluruh Indonesia.
Kapolri menjelaskan bahwa Polri terus berupaya memperkuat sektor pertanian melalui penerapan teknologi modern dan pemanfaatan sumber daya manusia yang kompeten. Salah satunya dengan penggunaan bibit unggul P27 dan pupuk Tekno MIGO Presisi Bhayangkara, yang terbukti mampu meningkatkan hasil panen hingga 14 ton per hektare.
Untuk memperkuat dukungan teknis di lapangan, Polri juga telah merekrut 333 bintara dengan kompetensi khusus di bidang pertanian, yang akan ditempatkan di berbagai wilayah Indonesia. Para personel ini diharapkan mampu menjadi motor penggerak peningkatan produksi pangan nasional, sekaligus mendampingi petani dalam menerapkan teknologi pertanian modern.
Dalam upaya menciptakan pertanian yang berkelanjutan, Polri juga menjalin kerja sama strategis dengan sejumlah perguruan tinggi. Bersama Universitas Sriwijaya, Polri berhasil mengolah eceng gondok menjadi pupuk organik yang hemat biaya dan ramah lingkungan.
Di wilayah Banten, Polri melalui program “Polriran” mengembangkan pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos dan eco-enzyme, yang bermanfaat bagi masyarakat sekaligus membantu menjaga kebersihan lingkungan. Sementara di Bangka Belitung, Polri membina budidaya kelinci dengan memanfaatkan limbahnya sebagai pupuk organik berkualitas tinggi.
Tak hanya itu, di Kalimantan Selatan, Polri bekerja sama dengan Universitas Lambung Mangkurat berhasil melakukan inovasi pertanian dengan mengubah lahan asam menjadi lahan produktif menggunakan batu asal Korea. Hasilnya, lahan yang semula tidak subur kini mampu menghasilkan panen hingga 8 ton per hektare.
Untuk mendukung sistem irigasi di daerah kering, Polri juga menerapkan teknologi Solar Water Pump dan Watergen. Kedua teknologi ini berfungsi menyediakan air bersih dan irigasi berkelanjutan bagi lahan pertanian yang sebelumnya terkendala kekeringan.
Langkah ini merupakan wujud nyata Polri dalam menghadirkan solusi inovatif berbasis teknologi untuk memperkuat ketahanan pangan dan mendukung kesejahteraan masyarakat di daerah.
Sebagai bagian dari strategi jangka panjang, Polri juga telah membangun 18 gudang ketahanan pangan yang tersebar di 12 provinsi dengan kapasitas total mencapai 18.000 ton. Gudang-gudang tersebut akan berfungsi sebagai pusat penyimpanan hasil panen dan distribusi logistik pangan nasional.
Kapolri menyebutkan bahwa gudang pertama di Jawa Barat telah mulai beroperasi dan akan menampung sekitar 100 ton jagung hasil panen awal dari program penanaman serentak tersebut.
Melalui berbagai terobosan tersebut, Jenderal Listyo Sigit menegaskan bahwa Polri tidak hanya fokus pada penegakan hukum, tetapi juga berperan aktif dalam mendukung pembangunan nasional di bidang pangan.“
Polri berkomitmen untuk terus mendukung program ketahanan pangan nasional, sesuai arahan Presiden dan Wakil Presiden. Kami ingin hadir di tengah masyarakat, tidak hanya menjaga keamanan, tetapi juga membantu menciptakan kemandirian dan kesejahteraan melalui sektor pertanian,” ujar Kapolri.
Dengan sinergi antara pemerintah, dunia akademik, dan masyarakat, diharapkan Indonesia dapat memperkuat posisi sebagai negara dengan ketahanan pangan yang tangguh dan berkelanjutan.
Tr/red