PEMALANG –||
Awak media BraniNews mempertanyakan sikap pihak Perhutani di wilayah Bantarbolang, Pemalang, Jawa Tengah, yang dinilai tidak kooperatif dalam menjalin komunikasi dan keterbukaan informasi publik. Hal ini mencuat setelah tim media melakukan tiga kali kunjungan ke Kantor BKPH Bantarsari KPH Pemalang dalam dua bulan terakhir, namun tidak kunjung mendapatkan kesempatan bertemu dengan Asper (Asisten Perhutani) Subur Raharjo.
Pada kunjungan terakhir, Jumat, 30 Mei 2025, yang berlangsung di kantor BKPH Bantarsari, kembali tidak membuahkan hasil. Pihak staf kantor menyampaikan bahwa Asper Subur Raharjo telah pindah tugas. Namun, keterangan tersebut menimbulkan pertanyaan besar karena tidak pernah ada informasi resmi terkait mutasi jabatan tersebut sebelumnya. Bahkan, dalam dua kunjungan sebelumnya, Asper selalu disebut berhalangan dengan berbagai alasan.
“Kami datang untuk bersilaturahmi, bersinergi, dan mencari klarifikasi, bukan untuk mencari kesalahan. Tapi kenapa selalu menghindar? Ada apa sebenarnya?” ungkap jurnalis BraniNews yang meliput langsung di lapangan.
Dugaan awak media kian kuat ketika mencuat informasi dari warga sekitar yang menyebutkan adanya aktivitas penebangan pohon jati yang diduga tidak dilaporkan secara transparan. Kayu jati merupakan aset negara yang dikelola oleh BUMN, dalam hal ini Perhutani, sehingga jika terjadi penebangan harus melalui prosedur resmi dan akuntabel.
“Kami mendapat laporan bahwa ada penebangan kayu jati di wilayah ini. Pertanyaannya, dijual ke siapa, dan apakah sesuai prosedur? Kami hanya ingin konfirmasi, tapi pihak yang bersangkutan justru menghindar,” tambahnya.
Asper Subur Raharjo, yang namanya muncul dalam berbagai laporan, menjadi sorotan karena dianggap tidak kooperatif terhadap upaya konfirmasi dari media. Jika memang tidak ada yang ditutupi, seharusnya sebagai pejabat publik di bawah institusi BUMN, beliau bersedia menjawab pertanyaan dan memberikan keterangan yang diperlukan demi keterbukaan informasi.
BraniNews menegaskan bahwa pendekatan yang dilakukan murni untuk menjalin komunikasi yang baik antara media dan institusi negara. Namun ketika pintu komunikasi tertutup, wajar bila muncul kecurigaan.
Pihak media BraniNews menyerukan kepada institusi terkait di tingkat KPH dan Divre Jawa Tengah agar memberikan penjelasan resmi dan terbuka, termasuk menindaklanjuti dugaan penebangan kayu jati di kawasan tersebut. Keberadaan kayu jati sebagai kekayaan negara tidak bisa dikelola secara tertutup dan penuh misteri.
Red