MEDAN –
Misteri identitas pria yang membuat geger warga Perumnas Mandala, Kecamatan Percut Sei Tuan, Deliserdang, setelah menikam perutnya dan menggorok lehernya sendiri, akhirnya terungkap. Korban diketahui bernama Pahala Nababan (40), warga Desa Sipultak, Kecamatan Pagaran, Kabupaten Tapanuli Utara (Taput).
Peristiwa mengenaskan itu terjadi pada Senin (4/8/2025) sore di Jalan Garuda/Simpang Rajawali, Perumnas Mandala. Awalnya, warga melihat seorang pria tanpa baju berjalan mondar-mandir di jalan dengan kondisi bersimbah darah. Perutnya terluka parah dengan usus terburai, dan lehernya penuh sayatan.
Bukan terkapar tak berdaya, korban justru sempat berjalan beberapa meter sebelum warga yang panik mencoba menolong dan mengikatnya agar tidak semakin melukai diri. Tak lama kemudian, mobil patroli Polsek Medan Tembung tiba di lokasi dan mengevakuasi korban ke RSU dr Pirngadi Medan. Meski sempat mendapat perawatan intensif, nyawanya tak tertolong.
Riwayat Hidup Korban
Ayah kandung korban, Herman Nababan (68), mengungkapkan bahwa Pahala lahir di Palembang ketika orangtuanya merantau dan bekerja di sana. Ia merupakan anak keempat dari enam bersaudara. Setelah kedua orangtuanya kembali ke kampung halaman di Taput, Pahala sempat bekerja di Sidikalang, lalu pindah kerja ke Parapat.
"Beberapa waktu lalu dia ke Medan setelah menerima gaji. Kami kaget saat mendapat kabar dari media sosial bahwa dia meninggal dunia. Setelah koordinasi keluarga, kami jemput jenazahnya," kata Herman di depan ruang jenazah RSU dr Pirngadi, Selasa (5/8/2025).
Herman memastikan anaknya tidak memiliki riwayat gangguan jiwa. "Dia sehat-sehat saja dan bekerja. Kedua orangtuanya sekarang sudah menunggu di kampung untuk pemakaman," tambahnya.
Postingan Terakhir di Media Sosial
Kasus ini semakin menyita perhatian publik setelah akun Facebook atas nama Pahala Nababan memposting foto tanpa baju dan menulis pesan yang isinya: "Saya dijebak polisi, ijebak pilisi". Unggahan tersebut telah dibagikan 58 kali dan mendapat 362 komentar, mayoritas berisi spekulasi terkait dugaan penyebab korban mengakhiri hidupnya.
Beberapa komentar menyebutkan korban sempat membeli sepeda motor yang ternyata bermasalah, hingga diduga menjadi korban pemukulan, kehilangan uang, dompet, dan ponsel. Hal itu diduga membuat korban putus asa.
Sejumlah warganet bahkan menandai nama Komjen Pol Tornagogo Sihombing, yang disebut masih satu marga dengan korban, dan meminta agar video atau bukti peristiwa sebenarnya dibagikan agar kasus ini terungkap.
Pantauan di kamar jenazah RSU dr Pirngadi, usai tim medis menjahit luka di perut dan leher korban, tubuh Pahala dipakaikan pakaian rapi sebelum dimasukkan ke dalam peti. Pihak keluarga kemudian menggelar doa bersama di depan peti jenazah sebelum dinaikkan ke mobil ambulans untuk dibawa ke kampung halaman di Taput.
Jenazah rencananya akan dimakamkan di desa asalnya, Desa Sipultak, Kecamatan Pagaran, Kabupaten Tapanuli Utara, disambut keluarga besar yang sudah menunggu.
Sementara itu, pihak kepolisian belum memberikan pernyataan resmi terkait dugaan adanya unsur lain di balik peristiwa ini, termasuk kebenaran isi pesan terakhir korban di media sosial.
Sadur harian sib