SMA Negeri Perisai Aceh Tenggara Butuh Perhatian Serius, Warga Sesalkan DPR Aceh Dapil Delapan Hanya Datang Tanpa Tindakan



Aceh Tenggara –||

 SMA Negeri Perisai, yang pernah menjadi salah satu sekolah unggulan di Provinsi Aceh, kini berada dalam kondisi yang memprihatinkan. Kurangnya perhatian dari pemerintah daerah maupun Pemerintah Provinsi Aceh membuat sekolah yang dulunya berprestasi ini seakan terabaikan begitu saja.

Padahal, dari tahun ke tahun SMA Negeri Perisai terus mencetak siswa-siswi berprestasi. Bahkan, pada tahun ini sekolah tersebut masih mampu meraih prestasi gemilang dengan menempatkan 13 siswanya sebagai juara dalam ajang Festival Lomba Seni dan Sastra Siswa Nasional (FLS2N) tingkat SMA se-Aceh, yang melibatkan peserta dari 23 kabupaten/kota.

Fasilitas Sekolah Memprihatinkan

Keprihatinan ini disampaikan oleh Irwansyah Putra, perwakilan dari LSM Komunitas Rakyat Ekonomi Kecil (Korek) Provinsi Aceh. Menurutnya, kondisi fasilitas di SMA Negeri Perisai sudah sangat memerlukan perhatian khusus, terutama dari Dinas Pendidikan Aceh.“

Kondisi mushalla sekolah sangat memprihatinkan dan sudah tidak berfungsi. Mobil bus operasional sekolah pun sudah tidak layak digunakan. Bahkan, pihak sekolah sering menggunakan dana pribadi demi kelancaran kegiatan belajar-mengajar. Ini sangat memprihatinkan untuk sekolah yang pernah menjadi kebanggaan Aceh Tenggara,” ungkap Irwansyah.

Irwansyah juga menyoroti sikap para anggota DPR Aceh (DPRA) dari daerah pemilihan delapan yang, menurutnya, hanya datang sekadar berkunjung tanpa memberikan solusi.“

Kehadiran mereka ke sekolah ini hanya sebatas formalitas, bahkan ada yang hanya sibuk berfoto selfie. Tidak ada tindakan nyata untuk memperjuangkan perbaikan fasilitas sekolah. Kami sebagai masyarakat Aceh Tenggara berharap para wakil rakyat serius memperhatikan dan memperjuangkan sekolah ini agar kembali berjaya seperti dulu,” tegasnya.


Sementara itu, Kepala Cabang Dinas Pendidikan (Kacabdin) Aceh Tenggara menyampaikan bahwa pihaknya terus melakukan koordinasi dengan Dinas Pendidikan Aceh. Targetnya adalah mengembalikan SMA Negeri Perisai ke status boarding school dan sekolah unggulan.“

Kita sudah berkoordinasi bersama anggota DPRA Forbes Agara. Alhamdulillah, ada perkembangan positif. Insya Allah, anggaran untuk revitalisasi SMA Negeri Perisai akan dimasukkan dalam APBA 2026,” ujarnya optimistis.


Masyarakat Aceh Tenggara berharap agar janji ini benar-benar terealisasi, mengingat SMA Negeri Perisai memiliki sejarah panjang dalam melahirkan lulusan-lulusan terbaik di bidang akademik, seni, dan sastra. Bagi mereka, membiarkan sekolah ini terpuruk berarti menghilangkan peluang generasi muda untuk mengukir prestasi.

SMA Negeri Perisai kini menjadi simbol harapan yang menunggu aksi nyata, bukan sekadar kunjungan seremonial. Jika semua pihak bergerak bersama, bukan tidak mungkin kejayaan sekolah unggulan ini akan kembali bersinar di masa depan.


As

Lebih baru Lebih lama