Minggu, 7 September 2025
JurnalinvestigasiMabes.com|| MEULABOH – Kedangkalan Muara Krung Cakoi terus menjadi persoalan serius bagi nelayan di Kecamatan Johan Pahlawan dan Kecamatan Meureubo.
Hingga kini, masalah tersebut belum juga mendapat solusi meski sudah berulang kali disuarakan kepada DPRK Aceh Barat maupun instansi terkait.
Akibat kondisi muara yang dangkal, banyak boat nelayan mengalami kesulitan keluar masuk. Bahkan tidak jarang perahu terbalik saat hendak melaut maupun ketika kembali ke daratan.
Situasi ini membuat hasil tangkapan nelayan sering terbuang percuma karena perahu tersangkut di jalur muara.
“Sudah banyak nelayan yang merugi, bahkan ada yang hampir kehilangan nyawa karena boat terbalik.
Masalah ini sudah lama kami sampaikan ke pemerintah, tapi sampai sekarang belum ada titik temu,” ujar Zulhelmi Ridwan, S.Sos, dari organisasi DPP Panglima Atjeh sekaligus pembina Rumoh Aspirasi Nelayan Atjeh, Minggu (7/9/2025).
Ia menegaskan, nelayan dan masyarakat berharap DPRK Aceh Barat, DPRA, serta pemerintah kabupaten maupun provinsi segera mengambil langkah konkret.
Menurutnya, persoalan ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut karena menyangkut keselamatan dan sumber mata pencaharian nelayan.
“Kami minta pemerintah segera turun tangan.
Harapan kami juga ada pergantian di struktur Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh Barat maupun provinsi, agar penanganan masalah ini lebih serius,” tambahnya.
Selain itu, Zulhelmi juga mendorong perusahaan-perusahaan swasta yang beroperasi di Aceh Barat, seperti PT. AJB, PT IPE, PT Pertamina,PT. PAL, PT.ASN dan PT. MPM, agar menyalurkan program dana tanggung jawab sosial (CSR) secara nyata kepada masyarakat nelayan.
“Kami masih menunggu fungsi dana CSR perusahaan-perusahaan di Aceh Barat itu benar-benar dirasakan.
Jangan hanya ada nama, tapi tidak memberi dampak bagi masyarakat pesisir,” tegasnya.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak pemerintah terkait langkah penyelesaian masalah kedangkalan Muara Krung Cakoi.