Purbaya Yudhi Sadewa Resmi Dilantik Jadi Menteri Keuangan Gantikan Sri Mulyani



Jakarta, Senin (8/9/2025) – Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto resmi melantik Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menteri Keuangan Republik Indonesia menggantikan Sri Mulyani Indrawati. Pelantikan yang berlangsung di Istana Negara pada Senin, 8 September 2025, ini menjadi tonggak baru perjalanan karier Purbaya, seorang ekonom dan insinyur yang telah lama malang melintang di dunia keuangan nasional.

Dengan pelantikan ini, Purbaya Yudhi Sadewa menjadi Menteri Keuangan Indonesia ke-30. Ia akan bekerja bersama tiga wakil menteri, yakni Suahasil Nazara, Thomas Djiwandono, dan Anggito Abimanyu, dalam menopang kebijakan fiskal pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Purbaya bukanlah sosok baru di dunia ekonomi. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sejak 3 September 2020 hingga 8 September 2025. Di masa kepemimpinannya, LPS menghadapi situasi pelik akibat pandemi COVID-19 dan masa pemulihan pasca-pandemi. Purbaya dikenal sebagai figur yang tegas menjaga stabilitas perbankan serta melindungi dana masyarakat di lembaga keuangan.

Sebelum berkiprah di LPS, Purbaya juga pernah menjabat sebagai Direktur Utama Danareksa Sekuritas pada April 2006 hingga Oktober 2008. Pengalamannya di sektor keuangan inilah yang membuatnya semakin matang dalam menghadapi berbagai dinamika ekonomi nasional maupun global.


Latar Belakang Pendidikan dan Kehidupan Pribadi,Lahir di Bogor, Jawa Barat, 7 Juli 1964, Purbaya Yudhi Sadewa menempuh pendidikan sarjana di Institut Teknologi Bandung (ITB) dan meraih gelar insinyur. Ia kemudian melanjutkan pendidikan ke luar negeri di Purdue University, Amerika Serikat, hingga memperoleh gelar Master of Science (M.Sc.) dan Doctor of Philosophy (Ph.D.) dalam bidang ekonomi.

Di luar aktivitas profesionalnya, Purbaya dikenal sebagai sosok keluarga. Ia menikah dengan Ida Yulidina dan dikaruniai dua orang anak. Purbaya merupakan putra dari pasangan drh. J. Soegiri dan Prof. Dr. drh. Nawangsari Soegiri.

Posisi yang kini diduduki Purbaya sebelumnya ditempati oleh Sri Mulyani Indrawati, salah satu menteri keuangan paling berpengaruh di Indonesia yang telah menjabat sejak 2016. Sri Mulyani dikenal luas sebagai reformis yang berhasil memperkuat fundamental ekonomi Indonesia serta mengelola fiskal negara di tengah berbagai krisis global.

Pergantian kepemimpinan ini menjadi bagian dari strategi Presiden Prabowo untuk memperkuat tim ekonominya di kabinet. Purbaya dinilai sebagai sosok independen dengan integritas tinggi yang mampu melanjutkan bahkan memperkuat kebijakan fiskal Indonesia.

Sebagai Menteri Keuangan, Purbaya menghadapi sejumlah tantangan besar. Di antaranya adalah menjaga stabilitas fiskal, mengendalikan defisit anggaran, memperkuat basis pajak nasional, serta meningkatkan investasi dan pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Selain itu, ia juga harus mampu melanjutkan program reformasi struktural yang telah dijalankan oleh Sri Mulyani, khususnya di bidang digitalisasi sistem perpajakan, transparansi APBN, dan pengelolaan utang negara.

Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa Purbaya dipilih karena kapasitas akademik dan pengalaman panjangnya di dunia keuangan. “Beliau saya yakini mampu menjaga keuangan negara sekaligus mendukung program pembangunan nasional,” ujar Presiden dalam sambutannya.

Penunjukan Purbaya disambut positif oleh banyak kalangan, baik dari akademisi, praktisi keuangan, maupun pelaku usaha. Mereka menilai Purbaya sebagai figur profesional yang tidak terikat kepentingan politik.

“Dengan latar belakangnya di LPS dan Danareksa, Purbaya punya pengalaman nyata menghadapi krisis. Harapan kita, beliau bisa menjaga keberlanjutan fiskal dan meningkatkan daya saing ekonomi Indonesia,” kata seorang pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia.

Kini, publik menunggu langkah konkret Purbaya Yudhi Sadewa dalam mengemban amanah barunya sebagai Menteri Keuangan Republik Indonesia, sebuah jabatan yang memegang peranan vital dalam menentukan arah pembangunan dan stabilitas ekonomi bangsa.


TR-32

Lebih baru Lebih lama